Biodata
SekilaS Tentang Saya
Saya adalah manusia yang menutup wajah saya dengan topeng dengan alasan utama sedang menjalankan misi rahasia. Pekerjaan saya adalah murni memberikan motivasi yang bukan hanya sekedar motivasi untuk mendorong Anda tapi juga mempersiapkan Anda parasut untuk mendarat dengan selamat.

Biodata
Sebagai referensi untuk memfollow saya atau mengikuti kelas saya Berikut saya melampirkan persentase kemampuan dan minat saya.

- Nama : (Dirahasiakan)
- Julukan : Motivator Bertopeng
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Kelahiran : Indonesia, 1-1-2001
- Hoby : Keliling Indonesia
- Pekerjaan : Motivator
- official@motivatorbertopeng.com
- Email Asisten : assisten@motivatorbertopeng.com
- Akun X : @motivatortopeng
- Youtube : @motivatorbertopeng
- Youtube : @motivatorbertopeng
- Instagram : motivator bertopeng
By the way, Apa itu motivator?
Apa motivasi yang saya tawarkan?
Motivator mo·ti·va·tor n = orang yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong.
Bagi saya sosok motivator banyak figurnya, dan tidak mesti orang terkenal yang memberikan nasihat motivasinya lewat acara seminar atau televisi. Orang tua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, figur publik yang baik, dan banyak lainnya juga bisa menjadi sosok motivator dalam hidup kita.
Tetapi kalau kita bicara motivator publik, itu jelas harus ada lingkup kompetensinya dan juga bukti nyatanya. Saya pribadi memilih untuk mendengarkan hanya dari motivator yang telah terbukti pernah/sudah/masih terus melakukan kata-kata yang diucapkan/dinasihatinya.
Prinsip dasarnya, jangan mengikuti orang yang menunjuk ke titik A tetapi dia sendiri tidak/belum pernah ke titik A. Jangan membayar mahal seminar tentang bagaimana mencapai kebahagiaan/kesuksesan/kekayaan kalau si motivator pembawa acara seminar sendiri hidupnya tidak terbukti seperti yang dicitrakan.
Termotivasi berarti tergerak untuk melakukan sesuatu. Saya tergerak untuk menulis, itu artinya saya termotivasi. Anda tergerak untuk membaca, itu artinya Anda termotivasi. Kita tergerak untuk menemukan bisnis yang tepat, itu juga artinya termotivasi.
Jujur saya adalah orang yang berhasil dibentuk oleh motivasi, tak usah saya sebutkan sosok-sosok mereka. Yang paling penting saya akan share bagaimana saya menghadapi motivasi, berikut :
- Saya bukanlah orang yang fanatik terhadap public figure ( dalam hal ini adalah Motivator ) jadi saya tidak terlalu memikirkan hal itu.. ( Mungkin benar ada yang belum kita ketahui track record nya tapi kita tidak pernah bisa tahu maksud sebenarnya orang tersebut. Daripada ber perasangka buruk, saya lebih baik berperasangka baik saja, karena kita tak pernah tau, mungkin sang Pencipta ingin menyampaikan sesuatu yang penting ke kita melalui orang orang tersebut..
- Saya adalah tipe orang yang berusaha menyaring setiap masukan yang menghampiri saya, seperti di era globalisasi seperti ini dimana pengaruh pengaruh bertebaran dengan lebatnya dan mengalir dengan cepatnya, saya harus bisa memfilter diri saya, menyaring agar yang saya terapkan adalah masukan yang baik baik, menurut kata hati saya.. dan kebanyakan para motivator menyampaikan masukan yang baik baik ( tidak semua motivator ya, tapi kebanyakan )
- Saya adalah tipe yang jika saya tidak suka ya sudah, saya tinggalkan. Saya mencoba sesimpel itu, karena saya yakin tiap orang memiliki seleranya masing masing dan jalan orang pun berbeda beda yang mempengaruhi ketertarikannya pada sesuatu. Jadi saya tidak perlu mempengaruhi orang lain untuk secara subjektif tidak menyukai motivator tertentu.
- Saya menyukai motivator, karena mereka memberi energi positif ke saya, mungkin suatu ketika saya sedang down, jadi bersemangat lagi deh
- Saya menganggap motivator itu sebagai guru atau konsultan gratis, artinya kita masih bisa berhubungan dengan beliau untuk sharing sharing, itu seperti kita punya kekuatan tambahan untuk mencapai tujuan kita,
- Saya menyukai motivator, alasannya simple “karena mereka masih memberi energi positif” beda kalo mereka memberi energi negatif.. jelas sekali mereka bukan motivator namanya.
- Terakhir Kalau saya lebih ke “Pembahasannya dan cara Ia menyampaikan” jadi untuk motivatornya siapa, bisa siapa saja, yang penting saya datang ke topik yang saya butuhkan.
Lebih dari sekedar motivasi, maksudnya?
Apa ada pemain bola yang merengek ke pelatihnya, “Aduh maaf Pak, hari ini saya lagi tidak punya motivasi untuk berlatih.” Tidak ada kan? Dia tidak pernah memasalahkan dia hari itu sedang termotivasi atau tidak. Dia tetap datang. Bagaimanapun kondisinya.
Aku punya target untuk menyelesaikan buku pertamaku tahun ini. Kadang aku semangat, kadang tidak. Tapi ketika aku tidak bersemangat untuk menulis, apa aku skip menulis hari itu? Tidak sama-sekali. Saya tetap paksakan untuk melakukannya.

Motivasi itu BISA bullshit.
Dulu saya pernah menunda penyelesaian kuliah selama hampir 2 tahun. Saya tak pernah menggubrisnya karena ketagihan berbisnis. Bahkan kuliah tidak terpikirkan sama sekali.
Saya tidak tahu kenapa tidak ingin melanjutkannyaa. Mungkin karena saya lebih suka bisnis dan memjadi pembicara. Lebih asik rasanya.
Sebenrnya juga saya takut lulus karena tidak tahu apa yang harus saya lakukan setelah lulus. Saya takut disuruh daftar PNS oleh orangtua saya.
Ayah saya sering sekali bertanya, “kapan wisuda?”
Saya berbohong dan menjawab, “Sisa Skripsi, Pak!” padahal KKN saja belum.
Saat ingin menikah, Ayah saya akhirnya memberi ultimatum.
Kamu tak boleh menikah sama si “J” kalau belum wisuda.
Tedenggg… Seakan-akan aku bisa sihir, aku menyelesaikan KKN, skripsiku hanya dalam waktu 6 bulan. Aku disidang dan dinyatakan lulus di bulan Desember. Dan melangsungkan pernikahan di Bulan Juni akibat adanya pandemi virus.
Motivasi bisa membuat kita semangat berapi-api. Tapi motivasi tidak akan membantu kita untuk target jangka panjang.
Okay, di kasus ini motivasi berhasil membantuku menyelesaikan studi, dan saya termotivasi menyelesaikan studi karena saya ingin menikah.
Tapi kalau sampai sekarang saya hanya mengandalkan kata-kata motivasi untuk membantu mengejar target yang jaraknya masih sangat jauh. Sampai detik ini mungkin belum ada pasangan.
Saat itu yang berperan menuntuskan studi saya adalah DISIPLIN.
Bukan motivasi yang akan membantu kita mencapai target-target kita. Tapi disiplin.
Ini juga salah satu alasan kenapa aku memilih dan memilah lagi Ketika melihat iklan-iklan pelatihan atau seminar-seminar motivasi. Tidak ada gunanya sama sekali kalau sepulang dari itu saya tidak disisplin.
Mungkin sepulang dari acara seminar saya merasa lebih semangat untuk mengejar Impian saya. Tapi bagaimana dengan besoknya? Dan besoknya lagi? Dan besoknya lagi sampai bertahun-tahun? No comment deh.
Bukan motivasi yang akan membawamu ke sana. Tapi disiplin.
Kamu juga sama. Kamu punya tanggung jawab untuk berkontribusi. Kamu punya karya yang harus kamu persembahkan untuk dunia ini. Kamu punya keahlian yang harus kamu sumbangkan untuk dunia ini.
KESUKSESSAN.....
Pada dunia pemrograman komputer, kesuksesan suatu program tidak dapat terwujud jika ada kesalahan atau kekurangan dalam kodifikasi.
Sebuah sistem yang dirancang tanpa disiplin akan sulit untuk bergerak maju. Disiplin di sini mengacu pada keteraturan, kepatuhan pada pedoman, dan penegakan standar yang ketat. Tanpa disiplin, suatu pemrograman mungkin akan terasa seperti struktur tanpa pondasi yang kokoh. Namun, disiplin sendiri tidak cukup. Bagaimanapun juga, kompetensi memiliki peran krusial dalam membentuk kesuksesan. Kompetensi menggambarkan tingkat keahlian dan pemahaman terhadap bidang tertentu. Seorang pemrogram yang kompeten memiliki kemampuan untuk merancang solusi yang efektif dan efisien untuk masalah yang dihadapi.
Namun, kompetensi tanpa disiplin bisa menjadi bumerang, di mana keahlian tersebut mungkin tidak dioptimalkan dengan baik.
Begitu pula dengan membangun atap yang kokoh. Atap yang baik memerlukan perpaduan antar bahan bahan material. Kesalahan dalam konstruksi atau material yang kurang berkualitas dapat mengakibatkan atap yang rapuh dan tidak dapat bertahan lama. Disiplin dalam mengikuti pedoman konstruksi dan standar keamanan sangat penting, sementara kompetensi dalam memilih bahan dan merancang struktur memastikan atap mampu melawan berbagai kondisi cuaca.
Penerapan prinsip disiplin dan kompetensi juga dapat diterapkan dalam merangkai sistem pola kesuksesan pribadi. Disiplin dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari, merencanakan langkah-langkah menuju tujuan, dan mematuhi nilai-nilai moral membentuk dasar yang kokoh.
Namun, tanpa kompetensi, upaya tersebut mungkin tidak menghasilkan dampak yang signifikan. Dalam meraih kesuksesan, kunci utamanya adalah melengkapi apa yang kurang dan memperbaiki apa yang salah. Menyatukan disiplin dan kompetensi menciptakan fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap langkah kecil yang diambil untuk meningkatkan kedua aspek ini akan membawa seseorang lebih dekat menuju kesuksesan yang berkelanjutan.
Ingatlah, sukses bukanlah kebetulan, tetapi hasil dari dorongan untuk melakukan upaya konsisten dan holistik dalam mengembangkan disiplin untuk mewujudkan kompetensi.

Dan saya, motivator bertopeng berjanji tidak hanya sekedar memotivasi tapi juga akan menstimulus Anda untuk disisplin agar anda bisa kompeten di suatu hal yang kamu inginkan.
Our skills
Mengapa Motivasi diluar sana gagal membentuk anda?
Sejak runtuhnya nama Bapak MT dunia motivasi seperti hanyut ditelan bumi, entah kemana. Bahkan sudah banyak orang-orang yang dulunya dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai motivator, eh sekarang buru-buru merubah namnya dengan sebutan inspirator lah, mentor, coach dan sebagainya. Yah tanpa rasa takut atau gengsi mungin hanya saya lah yang tak malu memegang kata motivator tersebut.
Toxic positivity kayak apa? Ya itu kalimat-kalimat seperti "aku bisa, kamu juga bisa" atau "ingat masih ada orang yang lebih susah dari kamu" atau juga "selalu ada sisi baik dari ini semua."
Lalu mengapa bisa begitu?
Yah, berikut alasannya dan sekaligus menjawab mengapa motivasi di luar gagal membentuk Anda
Pertama, Toxic positivity
Toxic positivity kayak apa? Ya itu kalimat-kalimat seperti “aku bisa, kamu juga bisa” atau “ingat masih ada orang yang lebih susah dari kamu” atau juga “selalu ada sisi baik dari ini semua.” Ya okelah, kalimatnya memang bagus tapi ya itu manusia kalau lagi terpuruk kadang lebih ingin hanya didengarkan daripada dikasih saran ini itu. Bahkan mereka pun sudzh tau teori itu semua.
Jadi kalau kamu masih baru di dunia motivasi, cerita motivator itu biasanya memakai 3 trik.
- Memprovokasi pikiranmu dengan fakta-fakta yang diframing seturut pesanan.
- Memprovokasi egomu dengan membandingkan pencapaianmu dan keinginanmu untuk dihargai orang sekitarmu
Memprovokasi emosimu dengan rasa bersalah jika kamu gagal atau tidak mau berubah seperti apa yang mereka inginkan
Ini trik yang banyak dilakukan orang bahkan selain motivator pun sering melakukan ini. 3 trik kondisioning ini memang menyasar 3 energy center di diri manusia yang paling rentan dimanipulasi. Untuk menghindari jebakan seperti ini, seseorang wajib mengenal dirinya sendiri.
Kedua, Human Design System, maksudnya?
Saya belajar Human Design System dan melatih orang-orang untuk menggunakan energy yang mereka miliki dan menemukan tujuan hidupnya sendiri sehingga mampu menemukan motivator yang tepat bagi keperluannya. Baik itu dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
Ada yang sudah kaya, tapi butuh motivasi psikologi.
Ada yang sudah bagus psikologinya tapi motivasi ekonomi dst.
Jadi motivasi itu ibarat obat. Harus dengan resep motivator. Digunakan kapan, dan dosis berapa.
Ketiga, Rich syndrome.
Salah seorang kawan pernah bertanya sambil bercanda kepada saya.
“Apa syarat utama menjadi motivator ?”
S : Pintar
K : Salah
S : Berani bicara di depan umum
K : Salah
S : Jago menulis. Sebelum naik ke atas panggung pasti dia menulis dulu isi pikirannya di atas kertas.
K : Salah
S : Terus apa ?
K : Kaya. Motivator kalau gak kaya gak ada yang mau dengerin dia ngomong. Tujuan utama pendengar kan ingin mendengar bagaimana dia meraih kesuksesannya. Coba saja kamu ngomong di atas panggung mengenai tips bagaimana mengatasi kesulitan hidup padahal kemarin kamu ngutang di warung nasi. Pasti gak ad yang mau dengerin.
S : Hahaha….iya ya bener juga.
Ingatlah baik-baik. 100 orang terkaya dunia tidak ada diisi oleh motivator. Anda mau percaya ataua tidak. Orang kaya sungguhan diluar sana tak akan pernah membocorkan bagaimana kiat-kiat mereka supaya bisa kaya seperti mereka? Pernahkah Mark Zuckerberg membuat seminar dengan judul bagaimana cara kaya? Never. Kalaupun orang-orang kaya share itu hanya ilmu gimmick ala-ala teks pidato. Masalahnya kekayaan sebagian besar disalahgunakan untuk membuat audience silau terhadap si motivator lalu anda akan terbuai dan ikut beli apapun yang mereka jual. Bertobatlah!
Keempat, Relate.
Saya pribadi tidak terlalu addict dengan motivator. Siapapun itu. Terkenal atau tidak, saringlah sebuah kata motivasi dari motivator dengan pertanyaan “Ini make sense, gak?!” atau kayak “Ini relate, gak?!” karena setiap orang punya strugle masing-masing, ya pasti penentunya itu. Karena motivasi seorang motivator itu sendiri berawal dari strugle mereka saat menghadapi sesuatu : kesulitannya bagaimana, makna di balik kejadiannya kayak apa, dan solusinya kayak gimana. Maka kongklusi “Motivasi” dari pengalamannya itu akan seperti apa.
Saya suka konten-konten motivasi, tapi itulah pointnya. Karena sering juga ada konten motivasi yang lewat di beranda sosmed atau apa, kayak ini kontek kejadiannya sama, tapi kongklusinya beda. Mindset dia ngadepinnya kayak gitu, sedangkan saya kayak gini.
Atau paling tidak saya studi banding sejenis adu argumen dalam pikiran : saat mengadapi suatu kondisi, yang lebih valid itu solusi dari siini atau dari yang pernah saya alami?! Lebih ke milih-milih mana cara yang lebih simple dan mudah di terapin.
Sebenarnya motivator itu nggak se-urgent itu buat selalu di percaya dan di tanggapi. Apalagi di jadikan modal kepercayaan dalam hal apapun (bisnis, dll). Nggak ada! Bukan begitu konsepnya.
Motivator itu bertugas sebagai assisten atau pengamat blind spot dalam hidup anda saja, andalah pemain nya. Menang kalah itu anda yang bermain, menang kalah anda yang akan mengalami resikonya.
Keenam, untargeted
“Makanya Pak, jangan ke kafe terus. Coba deh bapak hidupnya minimalis dikit, daripada tiap hari makan di restoran terus, mending suruh pembantunya masak. Daripada healing ke Singapur coba deh Bapak liburan ke Bali atau ke Lombok saja, misalnya. “
“Bapak juga uangnya jangan dihabisin semua buat foya-foya, sering-sering nonton channel YouTube yang bahas finansial, Pak. Gak ada salahnya kan sesekali hidup prihatin?” kata si anak muda yang seumur hidupnya sama sekali asing dengan kata “prihatin”.
“Bapak juga harus berkorban. Contoh dulu saya rela disuruh mami kuliah jauh-jauh ke London cuma demi kehidupan yang lebih baik. Hasilnya sekarang saya bisa kerja di perusahaan punya papi. Bapak juga bisa kok seperti saya. Semua bisa asal punya tekad!”
Ya, kalau bertemu motivator yang spesifikasinya tidak sesuai dengan anda, please skip saja. Jangan membuang-buang waktumu dengan mendengar dan mengikuti ocehan yang tidak sejalan dengan kondisi hidup yang sedang kamu jalani.
Terakhir, Motivator itu tidak buruk, kamulah yang perlu mengkaji ulang apa yang kamu terima. Dan apa yang kamu harapkan pada motivator. Jangan playing victim dengan menimpakan tanggung jawab pada motivator atas kegagalanmu. Motivators motivate you, You execute it.